Meningkatkan Standar Itu Tidak Mudah, Tapi Bisa Dilakukan

Meningkatkan Standar Itu Tidak Mudah

Hai, Ini sudah bulan ketiga di tahun 2017. Sudah melakukan perubahan apa?

Tahun 2017 bagi saya diawali dengan hal-hal yang luar biasa, karena banyak sekali perubahan yang terjadi di sekeliling saya. Terutama dari hal pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mungkin sekali-kali saya cerita sedikit ya, biar blognya tidak berisi review dan artikel sok tau terus hahahaha.. Lagipula saya sudah jarang menulis lagi, harus mulai dibiasakan supaya kualitas tulisannya membaik.

Oke, saya mulai dari pekerjaan. Mulai bulan November 2016 lalu saya bergabung ke sebuah perusahaan digital di daerah Kemang, Jakarta Selatan sebagai Senior Engineer. Tugas saya sederhana; yaitu mengumpulkan tim baru, menentukan job-description, menyusun jadwal, dan mengatur ritme pekerjaan. Ini perlu saya lakukan karena perusahaan tersebut baru saja ditinggal oleh semua engineers, dengan kondisi hampir semua aplikasi memiliki bug.

Kebetulan saya kenal baik dengan pendirinya, jadi sebagai kawan yang baik, maka saya mengiyakan tawaran untuk membantu perusahaan sekalian belajar hal baru.

Apakah prosesnya mudah? Tidak! Sama sekali tidak mudah. Selama 2 bulan pertama saya stress dengan banyaknya tanggung jawab yang diemban, kemudian mengetahui bahwa semua aplikasi yang berjalan menggunakan bahasa yang berbeda dengan yang saya kuasai. Namun demikian, saya harus bertahan dan membuktikan bahwa saya bisa diandalkan. Akhirnya, mulai Januari 2017, tim baru mulai terkumpul dengan kualitas yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Saya bangga dan sangat menghormati kepada tim baru ini. Total engineer hanya 7 orang, namun yang fulltime di kantor hanya 1 orang. Sisanya? Remote!

Yup, ini tantangan. Semua engineer yang remote statusnya Senior Engineer dan hanya ngantor beberapa hari saja. Waktunya berbeda-beda, mulai dari hanya 1 hari (saya) hingga ada yang 3 hari, bahkan ada yang saya perbolehkan tidak perlu datang ke kantor. Disinilah tantangan untuk mengatur ritme pekerjaan diuji. Untunglah sebagai akademisi saya dekat dengan berbagai macam resources, saat ini saya sedang menguji salah satu metode di Agile Methodology sebagai fundamental mengatur pekerjaan di kantor. Meskipun awalnya terseok-seok, namun pada akhirnya semuanya dapat diatasi dengan baik. Yang penting komunikasi yang baik terus terjalin meskipun terpisah dengan jarak, dan disinilah saya mendapatkan pengalaman sebagai Project Manager.

Selain bekerja di Kemang, saya juga mengantor di salah satu perusahaan fitness di daerah Tanah Abang. Di kantor ini sebetulnya tidak banyak yang bisa saya lakukan, karena status saya ditransfer kesini semenjak kantor saya di Cipete ditutup. Kebetulan kantor Tanah Abang merupakan sister company dengan kantor Cipete sehingga saya bisa dipindah kesini. Perubahan pekerjaan sangat terasa, dari yang tadinya bekerja di Digital Agency, sekarang harus ngantor di corporate atau yang sering disebut juga sebagai Brand People. Disini semua sistem sangat berbeda dengan yang saya kuasai, juga berbeda bahasa dengan di kantor Kemang.

Jadi, saya ngantor di 2 tempat selama seminggu namun tidak menguasai semua bahasanya. Lalu saya kemudian menyadari, bahwa kemampuan Bahasa Pemrograman tidak bisa dijadikan andalan, namun kemampuan algoritma dan logika yang benar-benar diperlukan. Jadi, bukan berarti saya enak-enakan ngantor, digaji, tapi tidak melakukan apa-apa ya. Hal-hal yang saya perlu lakukan ternyata dipaksa untuk lebih tinggi lagi. Susah? Pasti! Tapi mulai awal Januari 2017 ini semua masalah mulai dapat diatasi, hal-hal yang tadinya saya rasa tidak mungkin saya lakukan, sekarang sudah dapat saya lakukan dengan nyaman. Disini adalah kantor yang sangat menyenangkan, namun kontrak saya di Tanah Abang berakhir di bulan Maret 2017 ini.

Sayangnya, ketika saya merasa sudah memiliki cukup bekal untuk dibagikan ke mahasiswa, terjadi perbedaan visi dengan institusi tempat saya mengajar. Hal ini cukup merugikan saya tentunya dan menghabiskan energi yang tidak sedikit, karena sudah berlangsung sejak 2015. Ini merupakan perubahan yang paling ekstrem di tahun 2017 ini, maka sudah saatnya saya mencari institusi yang memiliki kesamaan visi.

Saya percaya, bahwa mahasiswa Ilmu Komputer perlu dikenalkan teori dan praktikal secara berimbang dan up-to-date. Namun, terdapat hasil penelitian yang mengatakan bahwa, apapun yang kita pelajari di tahun pertama kuliah Teknik, akan basi di tahun ketiga. Maka, sebagai pengajar juga berkewajiban untuk mengejar ketertinggalan tersebut, dan itu mau-tidak-mau harus berani terjun ke industri untuk melihat sendiri bagaimana perkembangannya.

Baiklah, sudah cukup membahas mengenai pekerjaan.

Tahun 2017 ini saya merasa banyak perubahan di sekeliling dan di diri sendiri. Selain memiliki kelebihan, tentunya saya juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan saya adalah, saya sangat ekspresif, sehingga jika saya menyukai sesuatu, maka tidak segan untuk mengutarakan. Begitu juga sebaliknya, bila saya tidak setuju atau tidak berkenan pada sesuatu hal, maka saya tidak segan menunjukkannya. Ini ternyata membuat pikiran saya menjadi lebih ringan, karena saya bisa fokus terhadap pekerjaan dan pasangan.

Iya, saya akan melamar pasangan saya dalam 5 hari ke depan.

Doakan saya ya…

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *